Desainer mampu memperhatikan hal yang mendetail.

Saya merasa desainer adalah orang yang menarik. Mereka peduli pada hal yang mendetail. Memang kita mengenal desainer dalam tiga area utama, yaitu lukisan, patung, dan arsitektur. Akan tetapi, desainer dapat dikenal dari berbagai karya lainnya.

Karya desainer ada dimana-mana. Karyanya dari hal-hal kecil seperti logo, jam tangan, meja, tirai, pakaian, alat elektronik termasuk HP, laptop, AC maupun hal-hal besar seperti pesawat terbang, bangunan, mobil, lukisan, rekayasa genetika dan lain-lain. Saya kira seorang desainer tidak akan pernah menganggur sepanjang tetap kreatif.

Hal yang menarik menurut saya tentang seorang desainer adalah kemampuan merancang hal yang mendetail. Contohnya lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci. Lukisan itu tidak terlalu unik jika diamati sekilas. Namun jika kita amati secara mendetail, maka kita bisa mengagumi lukisan itu. Kita bisa menginterpretasi maksud pelukis dalam setiap goresan. Bahkan jika bagian mata diperbesar dengan mikroskop, kita bisa melihat angka dan huruf kecil. Tentu saja hal detail seperti itu ada maksudnya dari sang desainer, Leonardo Da Vinci. Wajar jika lukisan itu dihargai 780 juta Dollar (2015) yang menjadi lukisan termahal di dunia.

Monalisa

Mona Lisa

Mungkin hal yang menarik berikutnya adalah bahwa selalu ada maksud sang desainer menciptakan karyanya itu. Maksudnya itu dapat diteliti dari hal-hal mendetail karyanya. Jika sang desainer sudah meninggal, maka hasil karyanya semakin misterius untuk diinterpretasikan.

Kita manusia juga adalah karya desainer. Kita percaya Tuhan merancang kita. Kita berusaha mencaritahu maksud desainer merancang kita dalam bentuk agama. Hal yang luar biasa adalah bahwa Tuhan merancang manusia dengan pikiran sebagai desainer. Jadi desainer merancang desainer.

Saya juga tidak akan heran jika manusia juga suatu saat bisa merancang mesin desainer. Sekarang berkembang bidang Artificial Intelligence (AI). AI adalah intelegensia mesin yang bisa belajar dan menyelesaikan masalah sendiri. Aspek etika di bidang AI memang masih menjadi perdebatan. Jadi desainer (Tuhan) merancang desainer (manusia) yang merancang desainer (mesin) yang merancang sesuatu.

 

Saya koq jadi merasa pusing.

Posted in Life, Thought | Leave a comment

Hermawan Kartajaya: Seoul for K-Culture

Saat saya terbang dari Jakarta ke Balikpapan, saya membaca majalah Garuda bulan desember 2016. Ada artikel yang menarik di majalah itu karangan Hermawan Kartajaya. Hermawan Kartajaya adalah seorang ahli marketing yang terkenal di Asia bahkan di dunia. Dia adalah pendiri perusahaan marketing MarkPlus Inc. Adapun topik karangannya berjudul Seoul for K-Culture.

Menurut dia, berkunjung ke Seoul tidak pernah bosan rasanya walaupun sudah kali ketiga. Ada saja pelajaran baru yang dipetik pada setiap kunjungan. Dia bercerita kalau pada dasarnya ada 5 jenis kebudayaan Seoul yang berhasil dikenalkan ke dunia, yaitu: K-Food, K-Fashion, K-Pop, K-Drama, dan K-Lifestyle. Saya akui memang pengaruh K-Pop dan K-Drama sangat terasa dampaknya hingga ke Indonesia.

Dia mengutip pendapat profesor di universitas Korea Selatan bahwa ada tiga alasan mengapa negara itu bisa berhasil mengenalkan kelima aspek kebudayaan itu ke dunia. Alasan pertama adalah warga Seoul gampang beradaptasi dengan kebudayaan Barat yang diawali dari kerja sama militer. Kedua, warga Korea Selatan berani untuk berwiraswasta dan tidak takut gagal. Ketiga, warga Korea Selatan punya nemesis yaitu Korea Utara yang ingin dikalahkan dalam semua sisi.

Sekarang saya mau membandingkan dengan Indonesia. Pertama saya akui kita sulit beradaptasi dengan kebudayaan Barat. Sudah rahasia umum kalau banyak Indonesia sangat benci Barat terutama terkait kebijakan di Timur Tengah. Padahal banyak hal-hal baik yang bisa dipelajari dari barat terutama dari aspek teknologi. Kedua, persentase pengusaha di Indonesia baru 1.5 persen. Kita bandingkan dengan Malaysia yang sudah 5 persen. Persentase ini perlu ditingkatkan. Ketiga, warga Indonesia menurutku punya nemesis yaitu Malaysia. Malaysia adalah tentangga yang ingin kita kalahkan.

Menurutku sih Indonesia bisa. Kita perlu menggalakkan dalam skala nasional.

Posted in Ilmu lainnya | Leave a comment

Penggunaan kata ‘harus’ sebaiknya dikurangi.

Hal yang paling mencolok di media sosial seperti facebook adalah sikap terhadap perbedaan pendapat. Saya sering melihat banyak orang menganggap pendapatnya sama dengan fakta. Pendapatnya tidak bisa salah. Biasanya perdebatan itu tidak akan objektif lagi. Saya kira sikap seperti ini berhubungan dengan sudut pandang terhadap kata ‘harus’. Ya benar, kata ‘harus’ sebaiknya dikurangi penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.

Ketika saya menggunakan kata ‘harus’ dalam kalimat, situasi menjadi serius. Saya tidak terima pendapat yang lain dari pendapat saya. Saya menutup berbagai kemungkinan lain. Pikiran saya menjadi tidak bebas. Seringkali saya tidak punya banyak bukti untuk menunjukkan kalau pendapat saya memang adalah fakta. Saya kira kata ‘harus’ juga dikurangi penggunaannya ke anak. Begitu banyak kemungkinan di dunia ini. Kita berharap si anak menyadari itu. Si anak bisa berpikir dan berimajinasi. Si anak tidak menerima pendapat begitu saja.

Menurut saya, kata ‘harus’ cocoknya di matematika dalam bentuk aksioma atau postulat. Di matematika ya 2 + 2 = 4. Kadang-kadang aksioma juga butuh kesepakatan dan bisa diperdebatkan. Dahulu kala orang mengira bumi adalah pusat tata surya. Baru pada abad ke-16, Copernicus menyatakan model tata surya dimana matahari adalah pusatnya. Tentu saja dia memberikan bukti untuk mendukung pernyataan itu. Jadi intinya semua kemungkinan bisa terjadi, semua bisa salah. Saya kira pendidikan dan wawasan yang luas bisa memperbaiki sikap ini.

Ya pendapat ini juga bisa salah.

Posted in Ilmu lainnya | Leave a comment

Netbook sebagai alat produktivitas di perjalanan.

Saya pernah membeli Ipad dengan alasan untuk produktif. Saya beli Ipad Mini di situs amazon waktu itu. Saya berharap dengan adanya Ipad, saya bisa banyak membaca dan mengerjakan banyak hal selama di perjalanan. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, saya tidak berhasil produktif dengan Ipad tersebut. Bahkan karena lama tak digunakan, Ipad itu hilang.

 

Mengapa saya tidak produktif dengan Ipad atau tablet sejenisnya adalah karena keyboard. Saya tidak suka mengetik dengan keyboard layar terutama untuk waktu lama. Sebenarnya ada keyboard tambahan untuk Ipad. Masalahnya saya baru tahu sekarang setelah kehilangan Ipad.

 

Kemarin saya mencoba mencari tablet dengan keyboard di pasaran. Banyak tablet yang bagus, salah satunya Microsoft Surface Pro. Harganya mahal-mahal. Tablet dengan keyboard paling murah sekitar 4 jt-an. Itu tidak sesuai dengan budget saya. Dengan pertimbangan harga saya beralih ke netbook. Memang tidak seperti tablet yang layarnya touch screen, tetapi netbook ada keyboard fisik. Pilihan saya jatuh pada netbook HP 11.6″ mini.

 

Semoga saja saya bisa produktif dengan netbook HP ini. Saya menulis postingan ini dengan netbook baru itu. Ini adalah awal yang baik.

Posted in Ilmu lainnya | Leave a comment

Menanggapi isu politik sambil minum kopi

Saya pernah diingatkan untuk tidak terlibat isu politik, menyimak saja cukup. Apalagi sekarang ini begitu banyak berita palsu di media sosial. Saya susah memilih berita mana yang kredibel. Akibatnya, saya bisa gampang terhasut.

 
Masalahnya begitu isu politik dikaitkan dengan isu SARA, fokusnya jadi menyebar. Kawan bisa jadi lawan, kebencian dimana-mana. Saya juga menjadi tidak produktif di bidang yang saya geluti sendiri karena fokusnya terbagi. Apalagi banyak di antara kita masih susah menerima perbedaan. Beda sedikit berantem. Saya pernah membaca bahwa perbedaan itu justru adalah kelebihan. Saya kira pendidikan dan wawasan luas bisa membantu pemahaman bahwa perbedaan adalah kekayaan.

 
Kita kebanjiran informasi seiring dengan internet makin kencang. Akan tetapi, kejelian diperlukan untuk memilah mana informasi yang berguna. Ada banyak sampah informasi. Orang yang gampang terhasut akan menyebarkan informasi lewat media sosial sehingga semakin tidak terkendali. Secara tidak sadar kita menjadi provokator.

 
Oleh karena itu perlu ketenangan dan kesabaran menghadapi situasi berbau isu politik. Saya perlu menanggapi isu politik dengan lebih santai. Biarkan sungai informasi jernih dulu sambil meminum kopi hangat. Niatnya sih begitu, akan tetapi mau bikin kopi saja saya malas.

Posted in Thought | Tagged , | Leave a comment